"Meningkatkan
Keimanan melalui masalah yang dihadapi sesuai dengan ajaran Baginda Nabi
Muhammad SAW.."
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatu
Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga artikel ini dapat diselesaikan
penulis. Shalawat serta salam juga tak lupa dipanjatkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW yang telah memberikan peringatan dan nasihat kepada umatnya agar senantiasa
berada di jalan yang diridhoi Allah SWT. Aamiin..
Artikel ini akan membahas tentang “Bagaimana
Menghadapi Masalah”. Sebelumnya kita harus tahu, “apa itu masalah??”. Masalah biasanya terjadi
ketika adanya perbedaan antara kenyataan yang dihadapi dengan harapan yang
diinginkan. Manusia merupakan hamba Allah yang banyak diberikan masalah.
Masalah yang terjadi adalah tolak ukur keimanan seseorang agar menjadi manusia
yang lebih dicintai Allah. Masalah sering dikaitkan dengan sesuatu yang
buruk-buruk saja seperti sakit, ditimpa bencana atau ditinggal pergi
(meninggal) orang yang dikasihinya. Ternyata sesuatu yang baik juga merupakan bentuk
lain dari ujian atau masalah, seperti diberikan pangkat/jabatan, diberikan
kecantikan, harta dan kekayaan melimpah. Allah berfirman:
“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akan
menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami” (Qs. Al-Anbiya : 35).
Dalam ayat lain Allah berfirman “Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (Qs. Al-Baqarah : 286). Segala
sesuatu didunia ini sudah diatur oleh Allah SWT, semua berjalan sesuai dengan
kehendak dan izin-Nya. Manusia hanya berencana tetapi Allah SWT yang menentukan
segalanya. Allah mengertahui yang terbaik untuk hamba-hamba-Nya. Dalam Al-quran
dikatakan bahwa “...Allah mengatur urusan
(makhluk-Nya)” (Qs. Ar-Rad : 2).Allah berfirman
“Sungguh, Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran” (Qs.
Al-Qamar : 49).
“Setiap bencana yang
menimpa dibumi dan yang menimpa dirimu, semuanya telah tertulis dalam kitab (Lauh
Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi
Allah”(Qs. Al-Hadid : 22). Sebagai seorang muslim, seharusnya kita
tetap berprasangka baik terhadap Allah dengan masalah yang dihadapi. Seperti
hadist yang mengatakan “Sesungguhnya Allah Berkata : Aku
sesuai prasangka hambaKu padaKu. Jika prasangka itu baik, maka kebaikan
baginya. Dan apabila prasangka itu buruk, maka keburukan itu baginya”(HR
Muslim). Berkhusnuzonlah terhadap Allah, karena bisa saja masalah
yang kita hadapi adalah bentuk rasa sayang Allah terhadap hambanya. Ketika kita
berhasil melewati masalah tersebut, maka kebahagiaan dunia dan akhirat
insyaAllah didapat. Semakin kuat iman, semakin berat masalah, namun semakin
Allah cinta. Nabi Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “manusia yang paling
berat ujiannya adalah para nabi, kemudian orang-orang sholeh, kemudian disusul
oleh orang-orang yang mulia, lalu oleh orang-orang yang mulia berikutnya.
Seseorang diuji dengan kadar pengalaman agamanya. Bila dalam mengamalkan
agamanya dia begitu kuat, maka semakin kuat pula cobaannya” (HR. Imam
At-Tirmidzi dan HR. Imam Ahmad). Jika kita meminta pertolongan hanya
kepada Allah SWT, maka Allah akan memberikan petunjuk dari setiap masalah yang
dihadapi, Allah maha pengasih dan penyayang. Seperti ayat yang mengatakan “Maka sesungguhkan bersama kesulitan ada kemudahan”
(Qs. Asy-Syarh : 5). Jadikan masalah sebagai sarana kita untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah.
Nabi
Muhammad SAW merupakan manusia yang banyak menghadapi cobaan dalam menyebarkan
dakwahnya. Rasulullah adalah suri teladan bagi kita semua sebagai umatnya,
sudah sepatutnya kita mencontoh sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah. Kita
dapat mempelajari dan menjadikan contoh sifat dan sikap beliau dalam menghadapi
masalah. Allah Berfirman :
“Sungguh telah ada suri teladan yang baik pada (diri)
Rasulullah bagimu, (yaitu)bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak mengingat Allah” (Qs. Al-Ahzab : 21).
Salah satu kisah Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan contoh kesabaran saat dihadapkan dengan masalah yang sulit, yaitu pada tahun khandaq, bulan Syawal. Perang khandaq yaitu perang yang sangat sulit dimana Madinah dikepung dengan sangat ketat dalam waktu yang lama yang membuat kaum muslimin berada dalam posisi amat sulit sehingga mereka tidak tidur dan istirahat berhari-hari. Adapun yang menjadi sebab pertempuran ini yaitu karena Rasulullah telah mengusir pemuka Yahudi Banin Nadhir dari kota Madinah ke Khaibar, didalamnya termasuk Salam bin Masykam dan Khanan ibnar Rabi’. Mereka keluar menuju kota mekah dan berkumpul bersama dengan para pemuka Quraisy dan kaum Ghathfan.
Salah satu kisah Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan contoh kesabaran saat dihadapkan dengan masalah yang sulit, yaitu pada tahun khandaq, bulan Syawal. Perang khandaq yaitu perang yang sangat sulit dimana Madinah dikepung dengan sangat ketat dalam waktu yang lama yang membuat kaum muslimin berada dalam posisi amat sulit sehingga mereka tidak tidur dan istirahat berhari-hari. Adapun yang menjadi sebab pertempuran ini yaitu karena Rasulullah telah mengusir pemuka Yahudi Banin Nadhir dari kota Madinah ke Khaibar, didalamnya termasuk Salam bin Masykam dan Khanan ibnar Rabi’. Mereka keluar menuju kota mekah dan berkumpul bersama dengan para pemuka Quraisy dan kaum Ghathfan.
Mereka bersekutu untuk memerangi Rasulullah SAW. Kaum
Quraisy keluar bersama sekutunya dibawah pimpinan Abu sufyan Shakhar bin Harb
dan kaum Ghathfan dibawah pimpinan Uyainah bin Hushun bin Badar dengan kekuatan
sebesar sepuluh ribu orang. Mendengar pergerakan musuh untuk melakukan
penyerangan, beliau memerintahkan kaum muslimin untuk menggali khandaq (lubang)
disekitar kota Madinah yang berhadapan ke timur kota. Dengan penuh ketekunan
kaum Muslimin bersama Rasulullah SAW bekerja keras menggali dan memindahkan
tanah serta batu-batu agar musuh tidak dapat melewati wilayah kaum muslimin
dengan berkuda dan berjalan kaki. Beberapa waktu kemudian, kaum musyrikin
datang dengan membuat tenda disebelah timur kota didekat Uhud. Lalu salah satu
kelompok dari mereka turun kedataran tinggi kota Madinah, sebagaimana yang
tercantum dalam Al-Quran “(Yaitu) ketika
mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika penglihatan-(mu)
terpana dan hatimu menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu berprasangka yanng
bukan-bukan terhadap Allah” (Qs. Al-Ahzab : 10). Rasulullah SAW keluar bersama kaum Muslimin yang berkekuatan
sekitar tiga ribu orang. Mereka menyandarkan punggung ke bongkahan batu-batu
sementara wajah mereka menghadap ke arah datangnya musuh. Sedangkan khandaq
didepan mereka tidak lebih dari sebuah lubang tanpa air yang memisahkan antara
mereka dan menghalangi pasukan berkuda dan pejalan kaki untuk sampai kepada
mereka. Kaum wanita dan anak-anak ada didalam benteng kota.
Bani quraizhah
adalah salah satu kelompok yahudi yang memiliki benteng di sebelah timur kota
Madinah dan terikat perjanjian serta jaminan dengan Rasulullah SAW. Jumlah
kekuatan mereka sekitar delapan ratus laskar. Lalu Huyai bin Akhtab an-Nadhari
pergi menemui mereka dan membujuk untuk bersama-sama menyerang Rasulullah. Ia
tidak beranjak dari sana sebelum mereka setuju untuk mengkhianati perjanjian
yang telah dibuat dan mengepung Rasullulah SAW dan kaum muslimin. Kini urusan
semakin besar, persoalan semakin rumit dan keadaan semakin kritis sebagaimana
firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 11 “Disitulah
diuji orang-orang mukmin, dan digoncanghkan (hatinya) dengan goncangan yang
sangat dahsyat”.
Mereka tetap tinggal disana melindungi Rasullulah
dan para sahabatnya selama hampir satu bulan. Hanya saja kaum musyrikin belum
sampai kepada mereka dan belum terjadi pertempuran antara mereka. Ternyata ada musuh yang berhasil melewati
khandaq yang telah dibuat oleh Rasullulah dan kaumnya dan berhasil menuju
kearah kaum muslimin, dia adalah Amrun bin Abdi Wuddin salah seorang pasukan
berkuda dan pahlawan pemberani yang tersohor pada zaman jahiliah bersama
beberapa orang prajurit berkuda. Rasulullah segera memerintakan prajurit
berkudanya untuk menghadapi musuh, namun tidak ada seorangpun yang menuruti
perintah beliau, lalu Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Thalib yang segera
keluar untuk menghadapi musuh.
Beberapa saat keduanya bertempur hingga akhirnya
Ali bin Abi Thalib membunuh musuh dan ini adalah pertanda kemenangan. Bahaya
yang datang dan situasi yang semakin mencekam tidak membuat Rasulullah menjadi
lemah dan mundur, dalam keadaan luka parah Rasulullah tetap memberikan semangat
kepada kaumnya agar tetap kuat menghadapi musuh. Beliu bersabda “Bergembiralah dan tunggulah dengan kemenangan dan pertolongan dari
Allah”.
Lalu Allah mengirimkan angin topan yang berhembus sangat dahsyat
ke arah para para pengepung hingga tidak ada sebuah tenda yang tersisa dan api
unggun yang menyala. Musuh pun lari dengan membawa ketakutan dan kerugian.
Allah telah membantu Rasulullah dan kaum muslimin sebagaimana firman-Nya “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah akan
nikmat Allah, (yang telah dikaruniakan kepadamu) ketika bala tentara datang
kepadamu, lalu kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang
tidak dapat terlihat olehmu, Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Al-Ahzab
: 9). Bahaya yang datang tidak mempengaruhi
sikap kepemimpinan beliau, bahkan yang ada dalam jiwanya adalah kesabaran yang
tumbuh diatas kesabaran.
Dari kisah Nabi Muhammad SAW
tersebut, kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran. Dalam keadaan sesulit
apapun, kita harus tetap berkhusnuzon terhadap Allah, bersabar, berdoa dan
berusaha. Beliau mencontohkan akhlak mulia berupa kesabaran. Dalam keadaan
sulit, beliau tetap bersabar menghadapi masalah. Sabar bukanlah bentuk keputusasaan,
tapi merupakan optimisme dan perjuangan yang terukur dengan baik. Allah SWT
juga memerintahkan kita untuk bersabar. Sebagai hamba Allah yang taat, kita
harus belajar melatih kesabaran. Sabar merupakan ilmu tingkat tinggi, sehingga
harus dipelajari setiap hari, dilatih setiap saat, karena ujian kesabaran
sering datang mendadak. Adapun beberapa
firman Allah yang berbicara tentang kesabaran yaitu: Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan solat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Qs Al-Baqarah ayat 153). Dalam
ayat lain juga dikatakan “Dan Mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan solat. Dan (solat) itu sungguh
berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’, (yaitu) mereka yang yakin bahwa akan
menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (Qs Al-Baqarah :
45-46). Allah SWT selalu bersama hamba-hamba-Nya yang senantiasa
bersabar. Allah Berfirman : “Yaitu
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata : “Innaa lillaahi wa
innaa ilaihi rooji’uun (sesungguhnya kami milik Allah, dan kepada-Nyalah kami
kembali). Merekalah yang memperoleh ampunan dan rahmatdari Tuhannya, dan
merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk” (Qs Al-Baqarah : 156-157)
Semoga kita lebih bijaksana dalam
menghadapi masalah yang terjadi. Senantiasa selalu bersabar serta mengikuti
sifat dan sikap baginda Muhammad SAW dalam melewati setiap proses masalah. Meminta
pertolongan semata-mata hanya kepada Allah. Tidak ada masalah yang tidak bisa
hilang ketika Allah sudah berkehendak. Sesungguhnya kekuatan hanya milik Allah.
“Bagaimana kamu sampai menjadi kafir, padahal
ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan Rasul pun berada ditengah-tengah
kamu. Barang siapa berpegang teguh kepada agama Allah maka sesungguhnya ia
telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus” (Qs Ali-Imran : 101).
Semoga artikel ini dapat bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga kita termasuk ke
dalam golongan orang-orang yang bersabar. Aamiin Ya Robbal Alamin.. Berlombalah
dalam kebaikan, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran. “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Qs. Ali Imran : 104). Kurang lebihnya mohon
maaf jika masih banyak kekurangan yang terjadi dalam pembuatan artikel ini
karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata. Dan terimakasih
telah membaca.
Wasalamua’laikum
Warohmatullahi Wabarakatuh..
Salam
Rahma Kurnia
Finance HO
0 komentar:
Posting Komentar