Keterkaitan
antara Etika Bisnis dan Etika Profesi (Akuntansi)
Mengacu
pada pengertian profesi dalam arti luas diartikan sebagai “pekerjaan
penunjangnafkah hidup” dan aktivitas bisnis dapat dianggap sebagai profesi. Bisnis
dan Profesi merupakan dua kata yang saling berkaitan. Bisnis dapat diartikan
sebagai suatu lembaga atau wadah dimana didalamnya berkumpul banyak orang dari
berbagai latar belakang pendidikan dan keahlian untuk bekerjasama dalam
menjalankan aktivitas produktif dalam rangka memberikan manfaat ekonomi. Dan profesi
merupakan orang-orang yang bekerja didalam lingkup bisnis tersebut.
Jika
berbicara keterkaitanya Etika bisnis dan Etika profesi Akuntan, jelas keduanya
memiliki keterkaitan. Dalam menjalankan profesinya seorang akuntan di Indonesia
diatur oleh suatu kode etik profesi dengan nama kode etik Ikatan Akuntan
Indonesia. Kode etik Ikatan Akuntan Indonesia merupakan tatanan etika dan
prinsip moral yang memberikan pedoman kepada akuntan untuk berhubungan dengan
klien, sesama anggota profesi dan juga dengan masyarakat. Selain dengan kode
etik akuntan juga merupakan alat atau sarana untuk klien, pemakai laporan
keuangan atau masyarakat pada umumnya, tentang kualitas atau mutu jasa yang
diberikannya karena melalui serangkaian pertimbangan etika sebagaimana yang
diatur dalam kode etik profesi.
Akuntansi
sebagai profesi memiliki kewajiban untuk mengabaikan kepentingan pribadi dan
mengikuti etika profesi yang telah ditetapkan. Kewajiban akuntan sebagai
profesional mempunyai tiga kewajiban yaitu; kompetensi, objektif dan mengutamakan integritas. Kasus enron, xerok, merck, vivendi universal
dan bebarapa kasus serupa lainnya telah
membuktikan bahwa etika sangat
diperlukan dalam bisnis. Tanpa etika di dalam bisnis, maka perdagangan tidak
akan berfungsi dengan baik.
Kita
harus mengakui bahwa akuntansi adalah bisnis, dan tanggung jawab utama dari
bisnis adalah memaksimalkan keuntungan atau nilai shareholder. Tetapi kalau hal
ini dilakukan tanpa memperhatikan etika, maka hasilnya sangat merugikan. Banyak
orang yang menjalankan bisnis tetapi tetap berpandangan bahwa bisnis tidak
memerlukan etika. Hal tersebut tidak sama sekali benar, karena akan merugikan
berbagai pihak. Hendaknya setiap pelaku bisnis menjalankan bisnisnya sesuai
degan kode etik dan prinsip etika yang berlaku. Semua hal yang dilakukan dengan
benar akan menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat kepada banyak pihak. Karena pada kenyataannya kode etik
bermanfaat untuk mengurangi risiko kerusakan di lingkungan sekitar.