Senin, 10 Juli 2017

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT UNILEVER TBK.


ANALISIS LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL MULTINATIONAL CORPORATION PT. UNILEVER Tbk

Setiap perusahaan ingin memiliki laporan keuangan yang berkualitas. Untuk itu perusahaan harus meningkatkan kinerja agar mempunyai laporan keuangan yang berkualitas dan dapat bersaing dengan perusahaan lain serta memiliki kepercayaan dimata investor dan kreditor.
Analisis rasio keuangan, membantu mengetahui tingkat kinerja keuangan perusahaan apakah baik atau sebaliknya. Analisis rasio dapat diklasifikasikan dalam berbagai jenis, beberapa di antaranya yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. Tingkat likuiditas adalah menunjukan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan jaminan harta lancar yang dimilikinya. Sedangkan tingkat solvabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dapat memenuhi semua kewajibannya dengan jaminan harta yang dimilikinya. Tingkat profitabilitas, menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan modal yang dimilikinya. Tingkat aktivitas menunjukkan gambaran aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatan lainnya. Dengan mengetahui tingkat likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas suatu perusahaan akan dapat diketahui keadaan perusahaan yang sesungguhnya sehingga dapat diukur tingkat kinerja keuangan dalam perusahaan.


Analisis Perbandingan
Dalam penelitian ini menggunakan analisis perbandingan, karena angka-angka rasio yang berdiri sendiri mempunyai arti yang kecil. Untuk menentukan baik atau tidak baiknya maka digunakan angka pembanding.
Angka pembanding bisa menggunakan:
a.       Data masa lalu atau data historis
Menggunakan data 3 tahun yang lalu yaitu 2006 sampai 2008 akan membantu mengidentifikasi bagaimana kinerja keuangan perusahaan PT. UNILEVER INDONESIA Tbk apakah baik atau tidak baik.
b.      Angka-angka dari perusahaan lain yang sejenis, yang diringkas kedalam rata-rata industri.

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Untuk menganalisa kinerja keuangan PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. Maka harus melalui langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Menghitung rata-rata industri tahun 2006, 2007, dan 2008 dengan rumus jumlah tiap rasio dibagi tiga.
2)      Membandingkan rasio PT. UNILEVER INDONESIA Tbk, dengan rasio rata-rata industri sejenis.
3)      Melakukan penilaian terhadap perbandingan yang telah dilakukan berdasarkan teori yang
dicantumkan dalam penelitian.

Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Dari Analisis Rasio Keuangan.
Berdasarkan data-data laporan keuangan ICMD maka rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk dari tahun 2006 sampai tahun 2008 sebagai berikut:
a.       Rasio Likuiditas
Tahun
Current Ratio (X)
2006
1,27
2007
1,11
2008
1,00
                              Sumber: Data Sekunder Yang Diolah
                              Keterangan: X adalah kali

Dari perhitungan diatas dapat dilihat rasio likuiditas untuk CR (Current Ratio) selama tiga tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2006 CR sebesar 1,27X dan tahun 2007 1,11X. Berarti terjadi penurunan sebesar 0,16X. Sedangkan pada tahun 2008 CR sebesar 1,00X. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2006 turun sebesar 0,27X dan tahun 2007 turun sebesar 0,11X.
  
b.      Rasio Solvabilitas
Tahun
DER (X)
LR (X)
2006
0,95
0,49
2007
0,98
0,49
2008
1,10
0,52
      Sumber: Data Sekunder Yang Diolah
      Keterangan: X adalah kali

Pada perhitungan rasio solvabilitas untuk DER (Debt to Equity Ratio) selama tiga tahun mengalami kenaikan. Semakin tinggi rasio ini maka kondisi perusahaan semakin tidak baik. Pada tahun 2006 DER sebesar 0,95X dan tahun 2007 DER sebesar 0,98X. berarti terjadi kenaikan DER sebesar 0,03X. Sedangkan tahun 2008 DER sebesar 1,10X. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2006 DER naik sebesar 0,15X dan tahun 2007 DER naik sebesar 0,12X.
Sedangkan pada perhitungan rasio solvabilitas untuk LR (Leverage Ratio) selama tiga tahun mengalami kenaikan. Sama halnya dengan DER diatas semakin tinggi nilai rasio ini maka kondisi perusahaan semakin tidak baik. Pada tahun 2006 LR sebesar 0,49X dan pada tahun 2007 LR sebesar 0,49X. Berarti tidak terjadi kenaikan atau penurunan. Pada tahun 2008 LR sebesar 0,52X. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya tahun 2006 LR tetap dan tahun 2007 LR naik sebesar 0,03X.
 
c.       Rasio Profitabilitas
Tahun
GPM (%)
OPM (%)
NPM (%)
ROI (%)
ROE (%)
2006
0,50
0,21
0,15
37,22
72,69
2007
0,50
0,22
0,16
36,79
72,88
2008
0,49
0,22
0,15
37,01
77,64
      Sumber: Data Sekunder Yang Diolah

Pada perhitungan rasio profitabilitas untuk GPM (Gross Profit Margin) selama tiga tahun tetap bahkan mengalami penurunan. Pada tahun 2006 GPM sebesar 0,50% dan tahun 2007 GPM sebesar 0,50%. Berarti tidak terjadi kenaikan ataupun penurunan. Pada tahun 2008 GPM sebesar 0,49%. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya tahun 2006 GPM tetap dan tahun 2007 GPM turun sebesar 0,01
Pada perhitungan rasio profitabilitas untuk OPM (Operating Profit Margin) selama tiga tahun mengalami kenaikan kemudian tetap. Pada tahun 2006 OPM sebesar 0,21% dan tahun 2007 OPM sebesar 0,22%. Berarti terjadi kenaikan OPM sebesar 0,01%. Sedangkan pada tahun 2008 OPM sebesar 0,22%. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya OPM tahun 2006 naik sebesar 0,01% dan tahun 2007 OPM tetap. Ini artinya kinerja keuangan PT. UNILEVER INDONESIA Tbk dikatakan baik. Hal ini ditunjukkan dengan persentase dari OPM yang naik kemudian tetap. Dan juga bisa dikatakan kemampuan PT. UNILEVER INDONESIA Tbk dalam memperoleh laba bersih
sebelum bunga dan pajak meningkat kemudian tetap
.
Pada perhitungan rasio Profitabilitas untuk NPM (Net Profit Margin) selama tiga tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2006 NPM sebesar 0,15% dan tahun 2007 NPM sebesar 0,16%. Berarti terjadi kenaikan NPM sebesar 0,01%. Sedangkan pada tahun 2008 NPM sebesar 0,15%. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya NPM tahun 2006 tetap dan tahun 2007 NPM turun sebesar 0,01%.  Pada perhitungan rasio profitabilitas untuk ROI (Return On Invesment) selama tiga tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2006 ROI sebesar 37,22% dan tahun 2007 ROI sebesar 36,79%. Berarti terjadi kenaikan ROI sebesar 0,43%. Sedangkan pada tahun 2008 ROI sebesar 37,01%. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya ROI tahun 2006 turun sebesar 0,21% dan tahun 2007 ROI turun sebesar 0,22%. Jadi selama tiga tahun ini persentase kenaikan lebih besar dibanding persentase penurunan. 
Pada perhitungan rasio profitabilitas untuk ROE (Return On Equity) selama tiga tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 2006 ROE sebesar 72,69% dan tahun 2007 ROE sebesar 72,88%. Berarti terjadi kenaikan sebesar 0,19%. Pada tahun 2008 ROE sebesar 77,64%. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya tahun 2006 ROE naik sebesar 4,95% dan tahun 2007 ROE naik sebesar 4,76%. Jadi selama tiga tahun ini terjadi peningkatan.

d.      Rasio Aktivitas
Tahun
IT (X)
TAT (X)
2006
7,47
2,45
2007
7,29
2,35
2008
6,19
2,39
                  Sumber: Data Sekunder Yang Diolah
                  Keterangan: X adalah kali
      Pada perhitungan rasio aktivitas untuk IT (Inventory Turnover) selama tiga tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2006 IT sebesar 7,47X dan tahun 2007 IT sebesar 7,29X. berarti terjadi penurunan IT sebesar 0,18X. Sedangkan IT tahun 2008 sebesar 6,19X. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pada tahun 2006 IT turun sebesar 1,28X dan tahun 2007 IT turun sebesar 1,1X. Apabila rasio ini semakin kecil maka semakin buruk pula keadaan suatu perusahaan. Berarti kegiatan penjualan berjalan lamban. Ini artinya kinerja keuangan PT. UNILEVER INDONESIA Tbk dikatakan baik, hal ini ditunjukkan dengan masa perputaran persediaan selama tiga tahun mengalami kenaikan, sehingga akan mempercepat persediaan tersebut menjadi uang kembali.
      Pada perhitungan rasio aktivitas untuk TAT (Total Asset Turnover) selama tiga tahun
mengalami penurunan dan kenaikan. Pada tahun 2006 TAT sebesar 2,45X dan tahun 2007 TAT sebesar 2,35X. Berarti terjadi penurunan TAT sebesar 0,10X. Sedangkan tahun 2008 TAT sebesar 2,39X. Apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya pada tahun 2006 TAT turun sebesar 0,06X dan pada tahun 2007 TAT naik sebesar 0,03X. Apabila rasio TAT semakin rendah maka semakin buruk pula kemampuan semua aktiva menciptakan penjualannya.
      Tugas Kelompok:
      1. Firzi Vinollia
      2. Irma Handayani
Sumber :
Handayani, Irma. 2016. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT Indofood Sukses Makmur  Tbk Periode 2011-2015. Penulisan Ilmiah Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma Jakarta.
Murwanti, Sri dan Retno Budi Astuti. Analisis Penilaian Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Pendekatan Rasio (Studi Kasus Pada PT. Unilever Indonesia Tbk.). Jurnal Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Senin, 10 April 2017

Perbandingan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)



Perbandingan  SAK dengan SAP

Definisi SAK
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan  agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) merupakan hasil perumusan Komite Prinsipil Akuntansi Indonesia pada tahun 1994 menggantikan Prinsip Akuntansi Indonesia tahun 1984.  SAK di Indonesia merupakan terapan dari beberapa standard akuntansi yang ada seperti, IAS,IFRS,ETAP,GAAP. Selain itu ada juga PSAK syariah dan juga SAP.
Standar Akuntansi Keuangan adalah SAK yang telah berlaku sekarang, Dengan SAK yang telah terkonvergensi ke IFRS diharapkan akan memberikan  perpektif pemahaman yang sama bagi investor asing dalam membaca laporan keuangan perusahaan Indonesia ataupun investor Indonesia yang ingin ekspansi ke luar negeri.


Kegunaan SAK
Standar akuntansi diperlukan untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor serta memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda. Di Indonesia SAK yang diterapkan akan berdasarkan IFRS pada tahun 2012 mendatang. Pada PSAK-IFRS, SAK ETAP ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. PSAK Syariah diterbitkan oleh Dewan Akuntansi Syariah sedangkan SAP oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah

Definisi Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
Menurut Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. “Standar Akuntansi Pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan  keuangan pemerintah”. Dengan demikian, SAP merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. SAP diterapkan dalam lingkup pemerintahan yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi dilingkungan pemerintah pusat/daerah.

Kerangka Konseptual Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Menurut PP No. 71 (2010:1) kerangka konseptual merumuskan konsep yang  mendasari penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintah yang selanjutnya dapat disebut standar. Tujuannya menjadi acuan bagi :

1.      Penyusunan standar dalam melaksanakan tugasnya.
2.     Penyusunan  laporan  keuangan  dalam  menanggulangi  masalah  akuntansi yang belum diatur dalam standar.
3.    Pemeriksa  dalam  memberikan  pendapat  mengenai  apakah  laporan keuangan disusun sesuai dengan standar.
4.    Para pengguna laporan keuangan dalam menafsir informasi yang disajikan pada  laporan  keuangan  yang  disusun  sesuai  dengan  Standar  Akuntansi Pemerintah.
            Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan dalam hal terdapat masalah akuntansi yang belum dinyatakan dalam standar akuntansi pemerintah. Terjadinya  pertentangan antara kerangka konseptual dan standar, maka ketentuan standar  diunggulkan relative terhadap kerangka konseptual ini. Dalam jangka panjang, konflik demikian diharapkan dapat sejalan dengan pengembangan standar akuntansi pemerintahan dimasa depan.

PERBANDINGAN SAK dengan SAP
Terdapat perbedaan antara Standar Akuntansi Pemerintah dan Atandar Akuntansi Keuangan sebagai berikut:
1.     Perbedaan SAK dan SAP, SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa untuk rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab mencari laba untuk pemilik/pemegang saham.

2.     Perbedaan SAK dengan SAP, SAK menggunakan basis akrual sedangkan SAP menggunakan basis   kas menuju akrual. Contohnya :
-      Pengakuan pendapatan, dalam laporan keuangan BLU (Badan Layanan Umum) versi SAK seluruh pendapatan yang secara akrual telah terjadi pasti akan dilaporkan, namun dalam laporan keuangan versi SAP hanya pendapatan yang telah diterima kasnya saja yang akan dilaporkan.
-      Penyusutan aset tetap, SAK mewajibkan dilakukan perhitungan penyusutan akan tetapi SAP justru tidak menghitung penyusutan tersebut.

3.    Perbedaaan antara SAP dan SAK juga terletak pada komponen laporan keuangannya. Yang berbeda dari SAP adalah tidak adanya laporan rugi/laba dalam Pemerintahan dikenal dengan laporan kinerja keuangan (surplus/defisit). Laporan ini mengukur keberhasilan operasi entitas selama periode tertentu. Keberhasilan digambarkan dari kemampuan entitas dalam menciptakanan surplus. Surplus terjadi bila total pendapatan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan dan defisit bila total pendapatan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan. Informasi dari laporan surplus/defisit sangat penting bagi pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan mengenai profitabilitas, nilai investasi dan kelayakan kredit.
SAP digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab menyediakan barang dan jasa untuk rakyat, sementara SAK digunakan oleh entitas yang bertanggung jawab mencari laba untuk pemilik/pemegang saham. Namun, setidaknya kita dapat melihat sejauh mana kedua standar tersebut memenuhi pertanggung jawabannya masing-masing penggunanya. Pada KKAP ruang lingkupnya meliputi:
a)      tujuan kerangka konseptual;
b)      lingkungan akuntansi pemerintahan;
c)      pengguna kebutuhan informasi para pengguna;
d)     entitas pelaporan;
e)      peranan dan tujuan pelaporan keuangan, serta dasar hukum;
f)    asumsi dasar, karakteristik kualitatif yang menentukan manfat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi; dan
g)  defenisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan. (KKAP Paragraf 4) Sementara pada KDPP-LK, ruang lingkupnya meliputi:
Ø  tujuan laporan keuangan;
Ø   karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan;
Ø  defenisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan; dan
Ø  konsep modal serta pemeliharaan modal.

Analisis Komparasi Kerangka Konseptual SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dan SAP (Standar Akuntansi Pemerintah).
KETERANGAN
SAK
SAP
Prinsip Akuntansi
Pengertian prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaan
Prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

Tujuan
Sebagai acuan bagi: Komite penyusun standar akuntansi keuangan, dalam pelaksanaan tugasnya, penyusun laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan, auditor, dalam memberikan pendapat mengena iapakah laporan keuangan disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yangberlaku umum, serta para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan

Sebagai acuan bagi: Penyusun standar, penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur dalam standar, pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar, serta para pengguna laporan keuangan.

Ruang Lingkup
Ruang Lingkup Kerangka konseptual ini membahas: Tujuan laporan keuangan, karakteristik kualitatif yang menentukan manfaatin formasi dalam laporan keuangan, definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, dan konsep modal  serta pemeliharaan modal.

Konseptual ini membahas: Tujuan kerangka konseptual, lingkungan akuntansi pemerintahan, pengguna dan kebutuhan informasi parapengguna, entitas akuntansi danentitas pelaporan, peranan dan tujuan pelaporan keuangan, komponen laporan keuangan, serta dasar hokum, asumsi dasar  karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan, prinsip-prinsip, serta kendala informasi akuntansi, dan unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan, pengakuan, dan pengukurannya.

Pengguna Laporan Keuangan
Investor, Karyawan, Pemberi pinjaman, Pemasok dam kreditur usaha lainnya, Pelanggan, Pemerintah serta Masyarakat.

Masyarakat, Para wakil rakyat, lembaga pemeriksa, dan lembaga pengawas, Pihak yang memberiatau berperan dalam proses donasi,investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.

Tujuan Laporan Keuangan
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan ekonomi, sosial maupun politik.

Komponen Laporan Keuangan
Neraca Laporan Arus Kas Laporan Laba/Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Catatan atas Laporan Keuangan.

Neraca Laporan Arus Kas (hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan: Bendahara UmumNegara/Daerah) Realisasi APBN/APBD Catatan atas Laporan Keuangan Laporan tambahan: Laporan Kinerja Keuangan (Berbasis Akrual), Laporan perubahan ekuitas.

Asumsi Dasar
Dasar Aktual dan Kelangsungan Usaha.

Asumsi Kemandirian Entitas, Asumsi Kesinambungan Entitas Asumsi Keterukuran dalam Satuan Uang (Monetary Measurement).



Sumber: