Mengenal Sintaksis
Bahasa terdiri atas
dua lapisan yaitu lapisan bentuk, dan lapisan arti yang dinyatakan bentuk
tersebut. Satuan bentuk dapat dibagi menjadi satuan fonologik dan gramatik.
Satuan fonologik meliputi fonem dan suku kata. Satuan gramatik meliputi wacana,
kalimat, klausa, frasa, kata, dan morfem. Satuan fonologik dipelajari oleh
fonologi. Satuan gramatik yang berupa kata dan morfem dipelajari oleh
morfologi. Satuan gramatik yang berupa kalimat, klausa, dan frasa dipelajari
oleh sintaksis. Sebaliknya, satuan arti dipelajari oleh semantik. Dalam
pembahasan kali ini saya hanya akan membicarakan mengenai sintaksis. Apa itu
sintaksis? Pembaca dapat menemukan penjelasannya berikut.
A. Beberapa Pengertian tentang
Sintaksis
Istilah sintaksis berasal dari
bahasa Belanda yaitu syntaxis. Dalam bahasa Inggris terdapat istilah Syntax.
Ada banyak pendapat para ahli tentang sintaksis.
Sintaksis adalah telaah mengenai
pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata
menjadi kalimat.
Sintaksis merupakan analisis
mengenai konstruksi-konstruksi yang hanya mengikutsertakan bentuk-bentuk bebas.
Sintaksis merupakan bagian dari
tata bahasa yang membicarakan struktur frasa dan kalimat.
Bidang Kajian Sintaksis
Berdasarkan
pengertian sintaksis dapat disimpulkan bahwa bidang kajian sintaksis adalah
kalimat, klausa, dan frasa. Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh
adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun dan naik. Klausa adalah
satuan gramatik yang terdiri atas subjek dan predikat baik disertai objek,
pelengkap, keterangan, ataupun tidak. Frasa adalah unsur klausa dan kalimat
yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
Kalimat
Kalimat merupakan
salah satu objek kajian sintaksis. Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi
oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun dan naik. Dalam wujud
tulisan kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik
(.), tanya (?), atau seru (!). Dalam kalimat yang berwujud tulisan juga dapat
disertakan tanda koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), atau spasi (_)
Kalimat merupakan
dasar dari wacana. Ini berarti wacana hanya dapat terbentuk jika terdapat dua
kalimat atau lebih yang membentuk suatu kesatuan.
Kalimat sebagai
sebuah kesatuan tidak terbentuk dengan sendirinya. Kalimat disusun oleh
beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut menduduki fungsi yang berbeda-beda. Fungsi
unsur-unsur kalimat disebut fungsi sintaksis. Fungsi sintaksis kalimat ada
bermacam-macam.
A. Beberapa Fungsi Sintaksis
Unsur Kalimat
Dalam kalimat
terdapat beberapa fungsi sintaksis. Fungsi sintaksis tersebut dimiliki oleh
setiap unsur kalimat. Unsur kalimat merupakan satuan gramatik dapat berupa
kata, frasa, atau klausa yang membentuk kalimat. Fungsi sintaksis kalimat ada
bermacam-macam.
1. Subjek (selanjutnya disebut S)
Subjek dapat dicari
dengan menggunakan kata tanya apa atau siapa. Subjek umumnya terletak di
sebelah kiri predikat. Subjek pada kalimat aktif dapat menjadi objek jika
kalimat tersebut dipasifkan. Subjek memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Berupa kata benda, frasa
benda, atau klausa.
Contoh:
1). Ayah Membaca
koran di teras
S P O Ket. Tempat
2). Ayah Tuti bekerja di rumah sakit daerah.
S (frasa benda) P Ket. tempat
3). Orang yang tidak ikut
upacara akan dikenai sanksi
S (kalusa P O
b. Dapat diikuti partikel pun
Contoh:
1) Ayah pun membaca koran di teras
S (kata) P O Ket. Tempat
2). Ayah Tuti pun bekerja
di rumah sakit daerah
S (frasa benda) P Ket. tempat
3). Orang yang tidak ikut upacara
pun akan dikenai sanksi
S (kalusa) P O
Subjek dibedakan menjadi dua,
yaitu subjek pelaku dan subjek penderita. Subjek pelaku adalah subjek yang
melakukan perbuatan. Subjek pelaku terdapat dalam kalimat aktif.
Contoh:
Penduduk desa membangun
jembatan
S P O
(S sebagai pelaku yang membangun
jembatan)
Anak-anak berbondong-bondong ke depan sekolah
S P Ket. Tempat
(S sebagai pelaku yang
berbondong-bondong)
Subjek penderita adalah subjek
yang dikenai pekerjaan. Subjek penderita terdapat dalam kalimat pasif.
Contoh:
Padi sedang dijemur petani
S P O
(S dikenai pekerjaan jemur oleh
petani)
Buku dipinjam Deni tadi pagi
S
P O Ket. waktu
(S dikenai pekerjaan pinjam oleh
Deni)
2. Predikat (selanjutnya disebut
P)
Predikat merupakan
unsur yang harus ada dalam kalimat. Predikat disebut unsur inti kalimat. Unsur
predikat dapat diisi oleh kata kerja, kata benda, kata sifat, kata bilangan,
frasa kerja, frasa benda, frasa sifat, atau frasa bilangan.
Contoh:
Aditya sedang membaca buku
S
P O
(P merupakan frasa kata kerja)
Ayahnya seorang dokter
S P
(P merupakan frasa benda)
Fitria pintar sekali
S P
(P merupakan frasa sifat)
Adiknya dua
S
P
(P merupakan kata bilangan)
3. Objek (selanjutnya disebut O)
Objek terletak
setelah predikat. Objek merupakan unsur yang dapat hadir atau tidak. Objek
wajib hadir dalam kalimat transitif. Dalam kalimat intransitif objek tidak
diperlukan. Objek dalam kalimat aktif akan menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Objek dapat berupa kata benda atau frasa benda.
Contoh:
Andi mengunjungi Pak Rustam
S P O
(Pak Rustam sebagai objek dalam
kalimat aktif)
Pak Rustam dikunjungi Andi
S P O
(Pak Rustam sebagai subjek dalam
kalimat pasif)
Objek dibedakan
menjadi objek penderita dan objek pelaku. Objek penderita adalah objek yang
dikenai pekerjaan. Objek ini selalu ada dalam kalimat aktif. Dalam kalimat
pasif objek ini dapat berubah menjadi subjek.
Contoh:
Amin meletakan buku di meja tulis
S
P O Ket. tempat
(O sebagai penderita yang
diletakan)
Ibu menasihati Hasan agar rajin
belajar
S P O Pel
(O sebagai penderita yang
dinasihati)
Objek pelaku merupakan objek yang
melakukan perbuatan. Objek pelaku terdapat dalam kalimat pasif.
Contoh:
Buku diletakan Amin di meja tulis
S P O
Ket. tempat
(O sebagai pelaku yang meletakan)
Hasan dinasihati Ibu agar rajin
belajar
S P O Pel.
(O sebagai pelaku yang
menasihati)
4. Pelengkap (selanjutnya disebut
Pel.)
Pelengkap disebut
juga komplemen. Pelengkap pada dasarnya mirip dengan objek sehingga orang
sering mencampur adukan pengertian objek dan pelengkap. Objek dan pelengkap
sama-sama terletak di belakang predikat. Objek dapat berupa kata benda atau
frasa benda. Namun, objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif, sedangkan
pelengkap tidak
Contoh:
Fikri berdagang barang elektronik
(berterima)
S
P O
Barang elektronik didagang Fikri
(tidak berterima)
S P O
5. Keterangan
Keterangan
merupakan fungsi sintaksis yang paling mudah berpindah tempat.Keterangan dapat
berada di akhir, di awal, atau ditengah kalimat. Kehadiran keterangan dapat
bersifat manasuka atau dapat ada atau tidak dalam kalimat. Keterangan dapat
berupa frasa benda, frasa kerja, frasa sifat, atau frasa depan.
Contoh:
a. Fahri memotong rambutnya
dengan gunting
S P O Ket. Cara
b. Dengan gunting Fahri memotong
rambutnya
Ket. Cara S P O
c. Fahri dengan gunting memotong
rambutnya
S Ket. Cara P O
Keterangan dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu:
1. Keterangan tempat
2. Keterangan waktu
3. Keterangan alat
4. Keterangan tujuan
5. Keterangan cara
6. Keterangan penyerta
7. Keterangan
perbandingan/kemiripan
8. Keterangan sebab, dan
9. Keterangan kesalingan
PARAFRASE
Definisi dari sintaksis adalah
pola-pola yang dipergunakan untuk menggabung kata menjadi suatu kalimat.
Sintaksis juga membahas tentang struktur frasa dan kalimat. Dan dapat
disimpulkan bahwa bidang kajian sintaksis adalah kalimat, kalusa, dan frasa.
Kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai
nada akhir turun dan naik. Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri atas
subjek dan predikat baik disertai objek, pelengkap, keterangan, ataupun tidak.
Frasa adalah unsur klausa dan kalimat yang terdiri atas dua kata atau lebih
yang tidak melampaui batas fungsi.
Fungsi Sintaksis Unsur Kalimat
Unsur kalimat merupakan satuan
gramatik yang dapat berupa kata, frasa, atau klausa yang membentuk kalimat. Ada
berbagai fungsi sintaksis kalimat.
1. Subjek (selanjutnya disebut S)
Subjek dapat ditemui dengan menggunakan
kata “tanya” apa atau “siapa”. Subjek umumnya terletak di sebelah kiri
predikat. Subjek pada kalimat aktif dapat menjadi objek jika kalimat tersebut
dipasifkan. Subjek memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Berupa kata benda, frasa benda, atau klausa.
Contoh:
1).
Ayah Membaca koran
di teras
S P O Ket. Tempat
2. Predikat
(selanjutnya disebut P)
Predikat merupakan
unsur yang wajib ada dalam suatu kalimat. Predikat disebut unsur inti kalimat.
Unsur predikat dapat diisi oleh kata kerja, kata benda, kata sifat, kata
bilangan, frasa kerja, frasa benda, frasa sifat, atau frasa bilangan.
Contoh:
Aditya sedang membaca buku
S
P O
3. Objek
(selanjutnya disebut O)
Objek terletak
setelah predikat. Objek merupakan unsur yang wajib ada maupun tidak. Objek
wajib ada dalam kalimat transitif. Dalam kalimat intransitif objek tidak
diperlukan. Objek dalam kalimat aktif akan menjadi subjek dalam kalimat pasif.
Objek dapat berupa kata benda atau frasa benda.
Contoh:
Andi mengunjungi Pak Rustam
S P O
4. Pelengkap (selanjutnya disebut
Pel.)
Pelengkap disebut
juga komplemen. Pelengkap pada dasarnya sama dengan objek sehingga tidak
sedikit orang yang mempersepsikan pengertian objek dan pelengkap menjadi satu.
Objek dan pelengkap terletak di belakang predikat. Objek dapat berupa kata
benda atau frasa benda. Namun, objek dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif,
sedangkan pelengkap tidak dapat menjadi objek kalimat pasif.
Contoh:
Fikri berdagang barang elektronik
(berterima)
S P O
5. Keterangan
Keterangan
merupakan fungsi sintaksis yang paling mudah berpindah tempat.Keterangan dapat
berada di akhir, di awal, atau ditengah kalimat. Kehadiran keterangan dapat
bersifat manasuka atau dapat ada atau tidak dalam kalimat. Keterangan dapat
berupa frasa benda, frasa kerja, frasa sifat, atau frasa depan.
Contoh:
a. Fahri memotong rambutnya
dengan gunting
S P O Ket. Cara
0 komentar:
Posting Komentar