Minggu, 24 November 2013

tugas softskill_laporan analisis keuangan PT UNILEVER



PROFIL PT UNILEVER INDONESIA Tbk




SEJARAH
      PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3.
Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini  disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39.
      Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) No. SI-009/PM/E/1981 pada tanggal 16 November 1981.
      Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003.
Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik.
Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasa-jasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04-TH.2000.
Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.


Perluasan Unilever Indonesia
      Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al.
Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.
      Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004. Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004.
Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek “Buavita” dan “Gogo” dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.
MANAJEMEN
Presiden Komisaris : Louis Willem Gunning
Komisaris Independen :
·         Robby Djohan
·         Theodore Permadi Rachmat
·         Kuntoro Mangkusubroto
·         Cyrillus Harinowo
Presiden Direktur : Maurits Daniel Rudolf Lalisang
Direktur :
·         Desmond Gerard Dempsey
·         Mohammad Effendi Soeparsono
·         Rostinawati Leli
·         Muhammad Saleh
·         Josef Bataona
·         Surya Dharma Mandala
·         Debora Herawati Sadrach
·         Andreas Rompis
·         May Kwah
KRONOLOGI
1920-30       Import oleh van den Bergh, Jurgen and Brothers
1933            Pabrik sabun – Zeepfabrieken NV Lever – Angke, Jakarta
1936            Produksi margarin dan minyak oleh Pabrik van den Bergh NV – Angke, Jakarta
1941            Pabrik komestik – Colibri NV, Surabaya
1942-46       Kendali oleh unilever dihentikan  (Perang Dunia II)
1965-66       Di bawah kendali pemerintah
1967         Kendali usaha kembali ke Unilever berdasarkan undang-undang penanaman modal asing
1981            Go public dan terdaftar di Bursa Efek Jakarta
1982            Pembangunan pabrik Ellida Gibbs di Rungkut, Surabaya
1988            Pemindahan Pabrik Sabun Mandi dari Colibri ke Pabrik Rungkut, Surabaya
1990            Terjun di bisnis teh
1992            Membuka pabrik es krim
1995            Pembangunan pabrik deterjen dan makanan di Cikarang, Bekasi
1996-98       Penggabungan instalasi produksi – Cikarang, Rungkut
1999            Deterjen Cair NSD – Cikarang
2000            Terjun ke bisnis kecap
2001            Membuka pabrik teh – Cikarang
2002            Membuka pusat distribusi sentral Jakarta
2003            Terjun ke bisnis obat nyamuk bakar
2004            Terjun ke bisnis makanan ringan
2005            Membuka pabrik sampo cair – Cikarang
2008            Terjun ke bisnis minuman sari buah
VISI
      Produk Unilever telah menyentuh sekitar 2 milyar orang setiap hari, baik itu melalui perasaan yang luar biasa karena mereka memiliki rambut yang kemilau dan senyum yang menawan, membuat rumah mereka segar dan bersih, atau dengan menikmati secangkir kopi, makanan yang lezat atau snack yang sehat.
Arah yang jelas
Empat pilar utama dari visi kami menggambarkan arah jangka panjang dari perusahaan kemana tujuan kami dan bagaimana kami menuju ke arah sana:
·    Kami bekerja untuk membangun masa depan yang lebih baik setiap hari
·    Kami membantu orang-orang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan bagi orang lain
·         Kami menjadi sumber inspirasi orang-orang untuk melakukan hal kecil setiap hari yang dapat membuat perbedaan besar bagi dunia
·     Kami akan mengembangkan cara baru dalam melakukan bisnis dengan tujuan membesarkan perusahaan kami dua kali lipat sambil mengurangi dampak lingkungan
Kami selalu percaya akan kekuatan brand kami dalam meningkatkan kualitas kehidupan orang-orang dan dalam melakukan hal yang benar. Semakin bertumbuhnya bisnis kami, meningkat pula tanggung jawab kami. Kami mengenali tantangan global seperti perubahan iklim yang menjadi kepedulian kita bersama. Mempertimbangkan dampak yang lebih luas dari tindakan kami selalu menyatu dalam nilai-nilai kami dan merupakan bagian fundamental mengenai siapa diri kami.
MISI
-    Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam memenuhi kebutuhan dan aspirasi                  konsumen
-     Menjadi rekan yang utama bagi pelanggan,konsumen dan komunitas.
-    Menghilangkan kegiatan yang tak bernilai tambahdari segala proses.
-    Menjadi perusahaan terpilih bagi orang-orangdengan kinerja yang tinggi.
Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yangmenguntungkan dan memberikan imbalan di atasrata-rata karyawan dan pemegang saham.

TUJUAN & PRINSIP
Tujuan corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”
Tujuan corporate kami adalah bahwa kesuksesan memerlukan “standar tertinggi dari perilaku corporate terhadap setiap orang yang bekerja dengan kami, komunitas yang kami sentuh dan lingkungan yang terdampak dari pekerjaan kami.”
Selalu bekerja dengan integritas
Beroperasi dengan integritas dan rasa hormat pada orang-orang, sentuhan bisnis kami pada organisasi dan lingkungan selalu menjadi pusat dari tanggung jawab corporate kami.
Dampak Positif
Kami bertujuan memberikan dampak positif dengan berbagai cara: melalui brand kami, melalui kegiatan komersial dan hubungan kami, melalui kontribusi sukarela, serta berbagai cara lain dimana kami berhubungan dengan masyarakat.
Komitmen yang berlanjut
Kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan cara dalam menangani dampak lingkungan dan bekerja dengan tujuan jangka panjang kami dalam mengembangkan bisnis yang berkelanjutan.
Menjalankan aspirasi kami
Tujuan corporate kami telah memberikan aspirasi bagi kami untuk mengelola bisnis. Hal ini diperkuat peraturan kami dalam prinsip-prinsip bisnis yang menjelaskan standar operasional yang diikuti semua karyawan Unilever, dimanapun mereka berada diseluruh dunia. Aturan ini juga mendukung pendekatan kami pada pemerintah serta tanggung jawab corporate.
Bekerja dengan yang lain
Kami ingin bekerja dengan para penyedia sumber daya yang memiliki nilai dan standar yang sama dengan kami dalam bekerja. Peraturan tentang rekanan bisnis, sejalan dengan peraturan prinsip bisnis kami, terdiri dari sepuluh prinsip yang meliputi integritas bisnis dan tanggung jawab yang berhubungan dengan karyawan, konsumen dan lingkungan



·        Aspek Ratio Likuiditas
Aspek Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahan  dalam hal membayar kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo.Jadi ratio likuditas merupakan indicator yang menunjukkan apakah perusahan memiliki masalah dalam arus kas atau tidak, Alat ukur yang sering digunakan dalam menganalisis yaitu :
A.    Current Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya denga menggunakan aktiva lancar yang dimiliki .
Current Ratio = Aktiva Lancar  x 100 %
                              Hutang Lancar
B.  Cash Ratio menunjukkan kemampuan perusahan untuk membayar hutang jangka pendek dengan kas yang ada dan surat berharga lain yang dapat segera diuangkan.
Cash Ratoi =  Kas + Surat berharga  x 100 %
                             Hutang Lancar
C.    Quick Ratio Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio  = Aktiva Lancar  - Persediaan x 100 %
                                         Hutang Lancar

·        Aspek Ratio Solvabilitas
Merupakan suatu alat untuk menunjukkan kemampuan perusahan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.

A.    .TotaL  Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas) Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukka kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya . Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Hutang Lancar + Hutang Jangka Panjang  x 100 %
                                                                          Modal Sendiri
B.     Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva ) Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total  Deb to Total Asset Ratio  =   Total Hutang  X 100 %
                                                            Total Aktiva
C.     Equity to Total Asset Ratio , rasio ini membandingkan antara modal sendiri dengan total aktiva. Rasio ini mengukur kemampuan total aktiva untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiri perusahan.
 Equity to Total Asset Ratio =         Modal Sendiri x 100 %
                                                            Total Aktiva
·        Aspek Ratio Profitabilitas
Ratio Profitabilitas merupakan  rasio untuk menilai kemampuan perusahan dalam mencari keuntungan, rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahan. Alat ukur yang dilakukan adalah profit margin, Return on investment ( ROI ), Gros profit.
Analisis perhitungan Ratio Profitabilitas sebagai berikut :
a.       Net Profit Margin Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu dibandingkan dengan volume penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak  x 100 %
                                   Penjualan Bersih
b.         ROI Return on Equity ( ROE ) untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
ROE =  Laba bersih setelah pajak x 100 %
                     Total  Aktiva
c.           Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor) Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Gross Profit Margin = Laba kotor  x 100 %
                                       Penjualan







Kesimpulan : 
Jadi kesimpulan yang dapat ditarik dari managemen keuangan PT Unilever adalah mengalami profit yang cukup baik dan memiliki kinerja perusahaan yang stabil. Dan dibuatnya laporan keuangan tersebut adalah untuk mengetahui berada dimana posisi keuangan yang sedang mengalami surplus dalam jangka panjang.